Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Lima Tips Mengajarkan Puasa pada Anak

Written By GOJEK #GolekRejeki on Monday, June 06, 2016 | 11:28

Puasa adalah salah satu ibadah yang ditekankan dalam ajaran Agama Islam yang menjadi perintah Allah bagi orang-orang yang beriman. Dengan menjaga tidak makan dan minum, menjaga perbuatan dan pikiran dari sebelum terbit fajar hingga menjelang magrib, diharapkan umat Islam yang menjalankan ibadah tersebut dengan benar akan menjadi pribadi-pribadi yang labih baik lagi sehingga lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Untuk anak-anak, ibadah puasa kadang menjadi beban tersendiri, sehingga diperlukan beberapa upaya agar mereka bisa menjalankan ibadah tersebut sesuai dengan nalar dan kemampuannya masing-masing. Berikut ini adalah 5 hal yang bisa kita lakukan untuk mengajak anak-anak berpuasa

1. Memberikan Pengertian tentang Puasa
Sebelum melakukan sesuatu, biasanya anak-anak akan bertanya terlebih dahulu alasan melakukan kegiatan tersebut termasuk puasa. Oleh karena itu berikan pemahaman tentang puasa pada anak dengan gaya bahasa yang mudah mereka mengerti. Berikan pengertian kepada anak tentang arti dan manfaat puasa, bukan hanya dari segi agama, namun juga dari segi kesehatan. Tanamkan puasa sebagai ibadah, menghindari mereka dari rasa marah, sedih, dan dendam, dan sebagainya.

2. Memberikan Contoh dan Teladan dalam Berpuasa
Sudah menjadi sifat anak untuk meniru dan engikuti apa saja yang dilakukan oleh orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu, ketika mengajari anak-anak berpuasa dan sholat 5 waktu, kita harus bisa memberikan contoh nyata kepada anak-anak tentang pola hidup dan ibadah yang benar di depan mereka ketika sedang berpuasa. Hal ini merupakan cara paling ampuh mengajarkan mereka pentingnya berpuasa.

3.Mengajak Sahur dan Berbuka
Bagi anak-anak yang sudah cukup besar ( 5 tahun ke atas) ada baiknya mereka diajak  untuk bangun dan makan sahur sesuai jadwal, melakukan sholat, sahur, dan berbuka puasa bersama meskipun mereka tidak berpuasa. Ada baiknya anak-anak dibuatkan makanan sahur dan buka puasa yang menjadi favorit mereka sebagai bentuk motivasi.

4. Melibatkan Anak-Anak untuk Menyiapkan Makanan

Waktu-waktu menjelang berbuka puasa merupkan waktu yang krusial bagi anak-anak karena mereka akan merasa di titik lemah dan jenuh dalam menjalankan ibadah puasa. Oleh karena itu, sambil menunggu waktu berbuka puasa, lakukan kegiatan yang menyenangkan bersama anak. Anda bisa melibatkan mereka ambil bagian dalam pemilihan menu saat sahur dan berbuka. Ajak mereka memasak dan menyiapkan menu atau hidangan untuk sahur dan berbuka puasa.  Dengan melakukan cara ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada anak jika puasa bukanlah sebuah beban.

5. Memberikan  Reward Sebagai Motivasi

Khusus bagi anak-anak, penghargaan bisa dijadikan sebagai motivasi atau panjingan dalam mengajarkan ibadah puasa. Kita bisa memberikannya hadiah sebagai bentuk motivasi jika anak sukses menjalankan puasa seharian penuh atau menjalankan puasa selama seminggu 3 kali. Berikan hadiah bermanfaat yang memang menjadi kesukaannya.  .
(Sumber: www.glitzmedia.co)
11:28 | 0 comments

Lima Tradisi Unik Di Indonesia menjelang Bulan Ramadhan

Written By GOJEK #GolekRejeki on Sunday, June 05, 2016 | 11:11


1. Dugderan, Semarang
DugderanDugderan adalah tradisi unik berupa festival yang rutin tiap tahun diadakan oleh masyarakat di Semarang untuk menyambut bulan Ramadhan. Dugderan sendiri berasal dari kata ‘dug’, yang artinya bunyi bedug menandakan awal puasa, dan ‘der’, yang merupakan bunyi meriam. Tradisi ini biasa diadakan di Masjid Besar Kauman, kawasan Pasar Johar, Semarang. Kalo dulu Dugderan dikenal dengan arak – arakan sambil menabuh bedug yang dikawal oleh prajurit Kadipaten Semarang. Sedangkan sekarang, Dugderan dikemas dalam bentuk pasar malam.

2.  Meugang, Banda Aceh
Meugang“Meugang” adalah nama sebuah tradisi khas warga di kota “Serambi Mekah” dalam menyambut Ramadhan dengan menyembelih kerbau atau kambing. Konon, tradisi ini sudah dilakukan sejak tahun 1400 Masehi, atau sejak zaman raja-raja Aceh.  Menjelang bulan puasa, masyarakat sudah sibuk menyembelih hewan kurban, baik sapi, kerbau ataupun kambing sehari menjelang puasa. Anggota keluarga sudah sibuk sejak pagi untuk mengolah daging yang banyak untuk disantap bersama anggota keluarga, kerabat, tetangga atau anak yatim piatu.

3.  Balimau, Sumatera Barat
BalimauRitual unik di kota Sumatera Barat ini dilakukan dengan tujuan untuk menyucikan diri secara lahir dan batin dalam menyongsong datangnya bulan Ramadan. Warga akan datang bermain dan berendam bersama di sungai, baik pria maupun wanita dari segala usia. Usai melakukan berendam, warga akan disiram perasan jeruk nipis yang sudah dicampur dengan kembang tujuh rupa dan dilakukan sebelum matahari terbenam.  Para peserta di siram dengan air perasan jeruk nipis karena mengikuti tradisi pelaksanaan balimau pada jaman dahulu dimana masyarakat belum mengenal sabun. Saat itu masyarakat setempat menggunakan jeruk nipis atau limau untuk membersihkan tubuh.

4. Jalur Pacu, Riau
Jalur PacuDi Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Kuantan Singingi, memiliki tradisi unik yang digelar setiap menjelang bulan suci Ramadhan yang disebut dengan Jalur Pacu, yaitu ajang lomba dayung yang digelar di sebuah sungai. Acaranya sangat meriah karena di kanan-kiri sungai masyarakat berjejer untuk menonton hebohnya peserta yang mendayung perahu tradisional untuk memenangkan perlombaan. Acara ini biasanya diadakan hingga matahari terbenam, dimana masyarakat Riau kemudian melakukan tradisi puasa lain bernama Balimau Kasai atau bersuci. Pesta rakyat yang sudah dilakukan secara turun-temurun ini memang meriah dan sangat dinanti oleh masyarakat dalami menyambut bulan Ramadhan.

5. Belangiran, Lampung
BelangiranMasyarakat Lampung mengenal sebuah tradisi yang disebut “Belangiran”, yaitu tradisi penyucian diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Belangiran sebenarnya berasal dari kata “langir” yang berarti mandi.  Mandi yang dimaksudkan adalah bukan mandi hari-hari biasa, tetapi merupakan mandi suci yang berfungsi untuk menghilangkan balak, atau apes atau buang sial, atau lebih tepatnya mandi untuk penyembuhan. Dalam pelaksanaan tradisi ini, sepuluh pasangan muda-mudi akan di daulat untuk membawa seperangkat alat ritual berisi kembang tujuh rupa, air suci dari kaki Gunung Betung dan Merang, serta tangkai padi yang mengering. Kemudian membasuh muka dengan mencampur abu merang dan saling siram di sebuah sungai.
11:11 | 0 comments

Total Pageviews

Categories